Selasa, 23 Oktober 2012

Tiga Jam Menanti Jokowi

TEMPO.CO, Jakarta – Agung Sasongko, 44 tahun, petugas keamanan Terminal Pulo Gadung, sesiangan hanya duduk di tengah terminal, mengawasi lalu lintas bus dan angkot. Kondisi badannya belum sehat betul. Tapi, karena hari ini jadwal kerjanya, dia tetap masuk.

Sejak bertugas pada Rabu, 17 Oktober lalu, dia memang jatuh sakit. Maag-nya kambuh. Selama tiga hari, perutnya kembung. Agung mengaku mual-mual dan buang air besar tak terkendali. “Kata dokter kecapean, ditambah telat makan,” dia bercerita, Ahad, 21 Oktober 2012. Rabu itu, Agung yang biasa makan siang pukul 12, jadi makan pukul 4 sore.

Sebab, waktu kerjanya diperpanjang untuk menyambut kedatangan Gubernur DKI, Jokow Widodo, di terminal. “Kata kater (kepala terminal), jangan pulang dulu,” tuturnya. Dia seharusnya bisa pulang pukul 13.00. Demi tugas, sekaligus kesempatan bertemu Jokowi sang idola, Agung bertahan bersama 12 personel lainnya dari terminal dalam kota maupun AKAP. “Saya memang nge-fans,” ucap dia tersenyum lebar.
Muhammad Nur, Kepala Terminal AKAP Pulo Gadung, mengakui, Rabu lalu dia bersiap menerima kedatangan Jokowi. “Namanya pimpinan mau datang, kami siapkan sesuai tupoksi kami,” ujarnya. Dia meminta regu petugas pagi tidak pulang dulu hingga regu siang benar-benar datang.

Padahal, tidak ada pemberitahuan resmi dari protokoler soal kedatangan Jokowi. “Protokoler gubernur tidak ada yang informasikan ke kami,” kata Nur. “Beritanya dari mulut ke mulut dari UPT Terminal (Rawamangun),” ia menambahkan. Mendapat kabar dari media bahwa Jokowi menyambangi Terminal Kampung Melayu, Nur menyangka Jokowi lanjut berkujung ke Pulo Gadung.

Agung mengenang, hari itu buat menyambut Jokowi, dia bergerak ekstra. Terminal dibersihkan sejak pagi, baik dari sampah yang biasa bertebaran maupun dari pedagang kaki lima yang kerap mangkal sesukanya. Sopir-sopir ditegasi agar parkir rapi.

“Kemarin saya ngilang dulu, pedagang-pedagang dirapiin. Apa-apa dirapiin. Katanya ada Jokowi,” Suyanto, 36 tahun, pedagang buah keliling korban penertiban, bersaksi.

Namun, Yanto ikhlas saja. Dia menyingkirkan dagangan sampai sore karena dia sendiri mengagumi Jokowi. Begitu pula, menurutnya, orang-orang di terminal. Kabar kedatangan Jokowi tersebar luas. “Orang-orang pada ngarep-arep ketemu,” dia berkata lagi.

Maka ketika Jokowi, mantan Wali Kota Solo itu akhirnya tak muncul, mereka kecewa. Dijadwalkan datang pukul 13.00, pukul 16.00 baru ada kepastian Jokowi batal datang. “Yang jelas pada kecewa, soalnya kan banyak yang nge-fans karo de”e (banyak yang mengidolakan dia),” Yanto berujar.

Meski gagal bertemu, Yanto tetap menyimpan harapan berdialog dengan sang gubernur baru. Sebuah pertanyaan sudah dia siapkan. “Saya nge-fans berat. Kalau ketemu, mau saya tanya, kok nyampe segitunya itu rahasianya apa? Gubernur dari daerah dulu banyak, tapi yang menang mutlak baru ini,” katanya gemas.
Pedagang asongan di terminal Haryadi, 63 tahun, juga berharap suatu hari dapat bertatap muka dengan Jokowi. Dia mau menyampaikan langsung isi hatinya. “Rakyat kecil dijaga biar tetap bisa makan.”ATMI PERTIWI

Tidak ada komentar: