TEMPO.CO, Jakarta – Agung Sasongko, 44 tahun, petugas keamanan
Terminal Pulo Gadung, sesiangan hanya duduk di tengah terminal,
mengawasi lalu lintas bus dan angkot. Kondisi badannya belum sehat
betul. Tapi, karena hari ini jadwal kerjanya, dia tetap masuk.
Sejak bertugas pada Rabu, 17 Oktober lalu, dia memang jatuh sakit.
Maag-nya kambuh. Selama tiga hari, perutnya kembung. Agung mengaku
mual-mual dan buang air besar tak terkendali. “Kata dokter kecapean,
ditambah telat makan,” dia bercerita, Ahad, 21 Oktober 2012. Rabu itu,
Agung yang biasa makan siang pukul 12, jadi makan pukul 4 sore.
Sebab, waktu kerjanya diperpanjang untuk menyambut kedatangan
Gubernur DKI, Jokow Widodo, di terminal. “Kata kater (kepala terminal),
jangan pulang dulu,” tuturnya. Dia seharusnya bisa pulang pukul 13.00.
Demi tugas, sekaligus kesempatan bertemu Jokowi sang idola, Agung
bertahan bersama 12 personel lainnya dari terminal dalam kota maupun
AKAP. “Saya memang nge-fans,” ucap dia tersenyum lebar.
Muhammad Nur, Kepala Terminal AKAP Pulo Gadung, mengakui, Rabu lalu
dia bersiap menerima kedatangan Jokowi. “Namanya pimpinan mau datang,
kami siapkan sesuai tupoksi kami,” ujarnya. Dia meminta regu petugas
pagi tidak pulang dulu hingga regu siang benar-benar datang.
Padahal, tidak ada pemberitahuan resmi dari protokoler soal
kedatangan Jokowi. “Protokoler gubernur tidak ada yang informasikan ke
kami,” kata Nur. “Beritanya dari mulut ke mulut dari UPT Terminal
(Rawamangun),” ia menambahkan. Mendapat kabar dari media bahwa Jokowi
menyambangi Terminal Kampung Melayu, Nur menyangka Jokowi lanjut
berkujung ke Pulo Gadung.
Agung mengenang, hari itu buat menyambut Jokowi, dia bergerak ekstra.
Terminal dibersihkan sejak pagi, baik dari sampah yang biasa bertebaran
maupun dari pedagang kaki lima yang kerap mangkal sesukanya.
Sopir-sopir ditegasi agar parkir rapi.
“Kemarin saya ngilang dulu, pedagang-pedagang dirapiin. Apa-apa
dirapiin. Katanya ada Jokowi,” Suyanto, 36 tahun, pedagang buah keliling
korban penertiban, bersaksi.
Namun, Yanto ikhlas saja. Dia menyingkirkan dagangan sampai sore
karena dia sendiri mengagumi Jokowi. Begitu pula, menurutnya,
orang-orang di terminal. Kabar kedatangan Jokowi tersebar luas.
“Orang-orang pada ngarep-arep ketemu,” dia berkata lagi.
Maka ketika Jokowi, mantan Wali Kota Solo itu akhirnya tak muncul,
mereka kecewa. Dijadwalkan datang pukul 13.00, pukul 16.00 baru ada
kepastian Jokowi batal datang. “Yang jelas pada kecewa, soalnya kan
banyak yang nge-fans karo de”e (banyak yang mengidolakan dia),” Yanto
berujar.
Meski gagal bertemu, Yanto tetap menyimpan harapan berdialog dengan
sang gubernur baru. Sebuah pertanyaan sudah dia siapkan. “Saya nge-fans
berat. Kalau ketemu, mau saya tanya, kok nyampe segitunya itu rahasianya
apa? Gubernur dari daerah dulu banyak, tapi yang menang mutlak baru
ini,” katanya gemas.
Pedagang asongan di terminal Haryadi, 63 tahun, juga berharap suatu
hari dapat bertatap muka dengan Jokowi. Dia mau menyampaikan langsung
isi hatinya. “Rakyat kecil dijaga biar tetap bisa makan.”ATMI PERTIWI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar