Selasa, 23 Oktober 2012

Investor Korea Siap Berinvestasi di Kampar Bangun Pabrik Pakan Ikan Berkapasitas 20 Ton/hari

Add caption
JAKARTA-Sebuah perusahaan asal Korea Selatan,Gi Hong Co, Ltd, menyatakan siap menanamkan modalnya di Kabupaten Kampar. Rencananya perusahaan dari negeri ginseng ini akan berinvestasi pada proyek pembangunan pabrik pakan ikan yang nantinya akan dibangun di Desa Pasir Putih Kecamatan Siak Hulu dengan kapasitas produksi mencapai 20 ton perhari.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Gi Hong Co Ltd, Hong Dong Kim melalui penerjemahnya Lina usai menandatangi perjanjian kerjasama (MoU) segitiga antara PT. Dasa Rahmat dengan Bangun Desa Energi Co Ltd dan pihak Gi Hong Co Ltd sendiri di Hotel Sulthan, Jakarta, Jumat (19/10) malam.

"Gi Hong nantinya akan bertanggung jawab dalam mengatur atau mengkondisikan perusahaan Amerika Serikat untuk berinvestasi ekuitas pada proyek pembangunan pakan ikan tersebut dan menjamin pembiayaan OPIC dengan dukungan VNESTO,"sebut Lina menterjemahkan ucapan Direktur

Dijelaskannya, OPIC (overseas Private Investment Corporation) sendiri pengembangan keuangan Amerika yang didirikan sebagai lembaga indefenden dari Pemerintah AS sejak tahun 1971. Sementara itu VNESTO (VNESTO Capital Korea International) sebuah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Korea dengan kantor terdaftar di 2F, HB Menara, 736-36, Yeoksam-dong, Gangnam-gu, Seoul, Korea Selatan.

"Korsel dipilih oleh OPIC pada tahun 2007 menjadi pinjaman originator ke-20 di dunia dan VNESTO adalah perusahaan perbankan investasi indefenden yang fokus memberikan layanan konsultasi keuangan untuk domestik dan usaha kecil dan menengah internasional,"jelas Lina

Bupati Kampar H Jefry Noer yang ditemui disela-sela acara tersebut menyebutkan Pemerintah Kabupaten Kampar dalam hal ini hanya bertindak sebagai mediator dan fasilitator sehingga terjalin kesepakatan ini. Jefry Noer menyebutkan sangat mendukung usaha pendirian pabrik pakan ikan karena saat ini kebutuhan pakan ikan oleh petani mencapai 200 ton perhari dan itu belum terpenuhi secara keseluruhan.

"Dengan harga yang relatif tinggi dan pasokannya juga sering terputus jelas sangat memberatkan petani bahkan beberapa kali usaha petani menjadi rugi. Belum lagi soal kualitas pakan yang juga dikeluhkan oleh petani ikan sehingga sangat berpengaruh dengan tingkat produktifitas yang dihasilkan petani. Penting bagi kita kedepannya ketersedian pakan yang cukup untuk memastikan sektor perikanan ini berjalan optimal,"ujar Jefry Noer

Dijelaskan Jefry Noer, dalam naskah MoU tersebut dituangkan sejumlah poin kesepakatan yang mencakup perencanaan, feasibility study, pembangunan, pembiayaan dan investasi, operasional dan produksi serta untuk pemasarannya.

"Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Kampar dan saya selaku Bupati harus segera mencari solusi untuk persoalan ini. Dengan rencana pendirian pabrik ini diharapkan nantinya persolan pakan dapat diatasi dengan harga yang lebih terjangkau, berkualitas dan mudah didapat. Kita yakin dengan dukungan dunia investasi dan segenap elemen masyarakat satu demi satu persoalan yang ada dapat kita urai dan kita selesaikan sehingga masyarakat Kampar lebih sejahtera nantinya apalagi sektor perikanan ini merupakan salah satu sektor andalan perekonomian Kampar,"sebut Jefry Noer didampingi Asissten Bidang Perekonomian Zulfan Hamid.

Sementara itu, Toni salah seorang petani ikan yang berasal dari Desa Koto Masjid Kecamatan XIII Koto Kampar menyatakan sangat menyambut baik rencana pendirian pabrik ini,"jelas ini kami menyambut baik rencana ini. Ketersedian pakan ikan yang terjangkau, berkualitas dan mudah didapat jelas harus menjadi prioritas untuk dicarikan solusinya. Jika memang ada niat pemerintah Kampar mampu menjembatani persoalan ini kami berharap dapat direalisasikan dengan cepat,"sebutnya berharap

Berdasarkan sejumlah data, saat ini Kabupaten Kampar mampu menghasilkan ikan air tawar sebanyak 75 ton ikan perhari. Bahkan beberapa waktu lalu Kabupaten ini juga telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan minapolitan percontohan di Indonesia oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan RI yang diharapkan pada akhir 2014 bisa naik menjadi 600 ton perhari atau hampir 10 kali lipat saat ini.

Sampai saat ini pemanfaatan potensi perikanan masih sangat besar dan butuh jaminan ketersedian pakan yang pasti. Sebagai informasi potensi untuk budidaya kolam dari 2.112 ha pemanfaatan baru mencapai 642,22 ha. Budidaya kerambah 410 ha pemanfaatan baru 19 ha atau 4,9 persen. Sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit.

Tidak ada komentar: